Minggu, 06 Desember 2015

Kaos Lukis Jogja (Handmade)







Berminat ? Hubungi 081 931 751 470 / 5444cb93

Juga menerima pesanan Kaos Lukis desain bebas

(Harga sesuai tingkat kesulitan gambar)


More Information, Click : http://kaoslukisjogja2015.blogspot.co.id/

Senin, 23 November 2015

Road To Solo

Setelah penantian panjang selama satu tahun nggak nonton J-Rocks, akhirnya mereka datang. Ya, semacam kaget setelah melihat pamflet / iklan ini di medsos. Akhirnya bisa nonton konser mereka lagi secara langsung. 

Terakhir nonton konser J-Rocks full adalah saat di Malang (Konser 1 Dekade Ulang Tahun J-Rocks) pada tahun 2013. Lihat link ini: http://danielricho.blogspot.co.id/2013/11/road-to-malang-part-1.html
Kalo yang nggak full pas di Alun-alun Utara Jogja (Acara Dangdut MNC TV), jadi agak kurang seru. J-Rocksnya cuma tampil 3 lagu. 

Dan akhirnya setelah pikir panjang, aku fix kan untuk berangkat ke Solo. 

Waktu itu ada rencana ke Solo bareng Reta, karena dia di Solo ada saudara juga, tapi karena dia ada acara dan keperluan lain, jadi rencana itu batal. H - satu minggu, aku mulai menghubungi temen jrs, kontak-kontakan, lewat bbm, fb, akhirnya aku memutuskan untuk berangkat bersama anak-anak JJC (J-Rockstars Jogja Club).

Yupz dan akhirnya hari H pun datang. Sebelumnya aku janjian kumpul di Bunderan UGM jam 11.00 karena isunya JR manggung jam 16.30. TAPI, setelah sampai Bunderan UGM ternyata dapet kabar kalo JR manggung setelah maghrib. Tapi untungnya temen-temen tetep dateng jam 11.00 dan kami memutuskan berangkat siang itu juga (setelah jumatan) karena antisipasi kalo hujan, capek di jalan, istirahat, dll. Aku berangkat bersama Azze (Anak Jrs Bandung yang lagi di Jogja), lalu Linda, Jadid, Benny (Kenalan baru, anak UMY yang suka Sonny JR), lalu Vita dan Tommy.

Istirahat di GOR Klaten (dok. Azze)
Jam 13.00 kami berangkat, sampai klaten nggak sengaja ketemu Fafa anak Jrs Magelang yang juga mau ke Solo. Kami istirahat sebentar di GOR Klaten dan menjemput Dika anak Jrs Klaten yang juga mau ikut ke Solo. Total rombongan waktu itu menjadi 4 motor (8 orang). Perjalanan Jogja Solo plus istirahat sekitar dua setengah jam lebih dikit. 

Sampai Stadion Manahan Solo kami sudah disambut anak-anak Jrs Solo.

Quality time with Jrs judulnya. Bernostalgia, bertemu teman lama, makan-makan sembari menunggu teman-teman Jrs lain yang belum dateng. Ya, moment seperti ini langka dan belum tentu di konser selanjutnya bisa dateng terus karena kesibukan juga. Mumpung di Solo. Hahaha.


Sekitar jam 4 / setengah 5 an kami di briefing oleh ketua Jrs Solo untuk acara malam ini, lalu masuk kompleks Stadion Manahan. Sebelum masuk kami makan lagi, minum di angkringan, dan foto-foto. Lalu setelah maghrib baru masuk area konser. 
Jrs Jogja, Magelang, Cirebon, Bandung (dok. Pribadi)
Dan... It's Show Time...

Intro - Lepaskan Diriku - Perjalanan - Ceria - Save Our Soul - Tersesal - Bintangku - Madu Racun - Fallin in Love - Meraih Mimpi.  

Cuma itu ya? Atau ada yang kelupaan? Hahaha... Saking asiknya sampai lupa berapa lagu yang dibawain. Tapi sempet surprise karena "Tersesal", lagu yang jarang dibawain pas konser, masuk dalam Song List JR malem itu. Yeaahhh...

Dan setelah JR selesai ada pertunjukan atraksi dari intersport dilanjutkan dengan perform dari Shaggydog. 

Imanine On Stage Intersport Manahan (dok. Pribadi)
Sony Ismail On Stage Intersport Manahan (dok. Pribadi)
SWY On Stage Intersport Manahan (dok. Pribadi)

Setelah konser selesai kami bergegas menuju hotel untuk bertemu mereka. Kebetulan hotel nya deket jadi jalan kaki beberapa menit sampai. Setelah menunggu sekitar 20 menitan, mereka keluar dari hotel untuk menemui kami. Kami juga sempat di tegur satpam karena menghalangi jalan masuk ke hotel. Wkwkwk...

Quality time with J-Rocks and Shaggydog (kebetulan Shaggydog juga keluar untuk menemui fansnya) :
With Anton J-Rocks (dok. Benny)
Fafa Jrs Magelang With Richard Shaggydog
Jrs With Sony J-Rocks (dok. Azze)
Jrs With Sony & Wima J-Rocks (dok. Azze)
Jrs Jogja & Magelang With Heru Shaggydog
Thankyou J-Rocks, Thankyou Jrs Solo & All Jrs... Jumpa lagi di lain kesempatan... Oiya, Happy 12th Anniversary J-Rocks !! Sukses selalu.

Kami (Jrs Jogja) pamit pulang duluan karena paginya banyak yang ada acara lagi (termasuk saya) Hehehe... Walaupun sebenarnya Jrs Solo udah kasih fasilitas buat nginep. 

Thankyouu... Salam Satu Spirit !!


Selasa, 28 Juli 2015

Gunung Andong, 4-5 Juli 2015 (Part 2)

Kumpul di Balai RW 10 Taman
Pukul 10.30 kami berempat sudah berkumpul di Balai RW 10 Taman untuk melakukan persiapan, cek barang, dan lain-lain. Sembari menunggu Aldo dan Rada yang sedang bersiap-siap dirumahnya, kami berfoto-foto dulu. Seperti rencana sebelumnya kami menyiapkan 3 kamera untuk perjalanan ini. Yap karena dokumentasi penting, nggak mau perjalanan ini terlewat begitu saja tanpa dokumentasi. 

Pukul 11.20 kami berangkat ke rumah Aldo. Saat itu kami menunggu setengah jam karena Aldo belum siap. 

Sekitar Pukul 12.00 tepat kami baru bisa berangkat menuju rumah Rada. Sampai dirumah Rada kami mengecek kembali barang-barang yang kami bawa, dan mengatur posisi boncengan. Kami berangkat dengan formasi Ardyan-Rada, Aku-Aldo, dan Wawan-Puput. Jadi total 6 orang (3 motor). Beranjak dari rumah Rada kami masih mampir di Pom Bensin Jl Magelang setelah terminal Jombor, setelah itu barulah kami berangkat menuju Gunung Andong di daerah Sawit, Ngablak, Magelang. 

Dua jam perjalanan kami sampai di daerah Grabag Magelang dan memutuskan untuk istirahat sejenak di sebuah warung (sekitar 15 menit lamanya) dan kembali melanjutkan perjalanan. Sepuluh menit berjalan kami mulai bertemu dengan jalan menanjak (Jalan Magelang-Kopeng) dan jalan turunan berkelok-kelok (Jalan Kopeng-Salatiga).  

Kami sempat bingung untuk mencapai basecamp sawit karena Ardyan dan Aldo lupa jalannya, padahal di depan sudah nampak Gunung Andong. Tapi setelah kami tanya warga sampai 4x barulah kami sampai di Basecamp Sawit itu. Pukul 15.10 kami sampai dan langsung bersiap-siap untuk mendaki. Waktu itu belum banyak para pendaki yang lain karena hari masih agak siang dan bertepatan dengan bulan puasa, jadi agak sepi. 

Basecamp Pendakian Gunung Andong Desa Sawit
Pukul 15.30 kami memulai pendakian. Beberapa meter berjalan, di kanan kiri kami nampak sawah dan ladang milik para petani penduduk setempat. Tanah disana sangat subur, banyak mata air disana. Lalu kami mulai menemui hutan pinus. Setelah satu jam perjalanan barulah kami bisa menghirup nafas segar karena hutan mulai terbuka. 

Canda tawa mengiringi langkah kaki kami sambil sesekali nafas kami tersengal-sengal. Kami berhenti di tengah jalan untuk minum dan beristirahat. Oiya ada teman kami, Rada yang berpuasa saat itu. Raut wajahnya tampak lelah tetapi dia tetap melanjutkan perjalanan. Kami dari awal ragu, tapi akhirnya dia bisa menyelesaikan 3/4 perjalanan ini dengan berpuasa.

Kami sudah menyelesaikan 3/4 perjalanan, sampai akhirnya Rada memutuskan untuk membatalkan puasanya. 
"Aku udah nggak kuat mas mau batal aja", katanya. Setelah itu kami beristirahat sejenak dan kembali melanjutkan perjalanan. 
"Puncak sudah dekat, semangat kawan", kata Aldo. Dia memang yang paling banyak bicara dan paling konyol waktu itu. Kami menyebutnya maskot perjalanan, Hahaha.
Tiba di Puncak Jiwa Gunung Andong
Tiba di Puncak Jiwa Gunung Andong
Pukul 16.50 kami sampai di Puncak Jiwa Gunung Andong. Disitu adalah camping ground paling baik dan nyaman di Gunung Andong. Karena di Puncak Makam dan Puncak tertinggi Andong terlalu sempit. 

Kami mulai mendirikan tenda sembari berfoto-foto karena saat itu matahari hampir tenggelam dan cuaca cerah sehingga sunset bisa terlihat jelas. 

Selepas enam petang, kami mulai merasakan dingin. Dan kami memutuskan untuk memasak air untuk menghangatkan diri dan popmie untuk sekedar mengisi perut.

Sunset From Andong Peak
Sunset From Andong Peak (In Frame: Geo)
Sunset From Andong Peak (In Frame: Aldo, Wawan, Geo, Rada, Richo)
Pukul 21.00 kami mulai merasakan dingin yang hebat ditambah badan yang capek dan membuat kami bergegas untuk tidur. Puput adalah orang yang pertama tidur, disusul Ardyan, lalu akhirnya semua terlelap.

Malam itu memang sangat dingin, karena suhu normal di dataran rendah saja sudah dingin apalagi di gunung. Aku adalah orang yang paling nggak bisa tidur waktu itu, dingin sekali. Aku nggak menolak ajakan Puput untuk keluar tenda menuju ke warung untuk beli air panas karena memang udah nggak tahan. (Ha? Dipuncak gunung ada warung?) Hahaha. Iya, di puncak gunung andong memang ada bapak-bapak yang membangun tenda semi permanen, dan disana tersedia makanan dan minuman, terlebih kopi dan popmie. 

Slurrrrppp, nikmatnya. Walaupun kaki tangan masih kaku tapi setidaknya badan / perut sudah mulai hangat. Aku Wawan dan Puput kembali ke tenda dengan membawa air panas satu botol. 
"Wis ayo gek turu meneh cah, ojo nganti kelewatan Sunrise", kataku.

Pukul 05.00 
"Tangi tangi tangi, sunrise, ayo gek tangi", kataku dan Puput sahut sahutan karena memang aku dan Puput yang paling semangat buat hunting sunrise saat itu.
"Iyoooo mengko tak susullll", jawab Aldo.
Halaaah ayo gek wis bareng-bareng wae", sahut Wawan.

Akhirnya Pukul 05.15 kami berenam dengan kaki tangan yang masih gemetaran dan wajah yang pucat berjalan menuju Puncak tertinggi Gunung Andong, tetapi sebelum sampai puncak kami menemukan spot untuk berfoto-foto. Akhirnya kami memutuskan untuk berhenti disitu, karena jalan ke puncak tertinggi juga cukup ramai.
Puncak tertinggi Andong dilihat dari Puncak Jiwa
(Sunrise, In Frame: Wawan, Richo / Photo by: Puput)
(Sunrise, In Frame: Rada / Photo by: Richo)
Sekitar pukul 06.45 kami baru selesai narsis dan berfoto-foto. Setelah itu kami memutuskan untuk kembali ke tenda dan makan pagi. Waktu itu Aku nggak sarapan, cuma makan roti tawar aja. Rada membawa bekal sarden, dan yang lain membawa beras. Yang paling aku ingat saat masak nasi adalah Ardyan yang memasak sampai gosong dan membuat panciku menjadi hitam legam. Hahaha. 

"Yan ayo bagi tugas wae, kalian do masak aku karo puput tak bongkar tenda sisan beres-beres", kataku.
"Siaap", sahut Ardyan.
Waktu cepat berlalu, kebersamaan itu terasa sangat cepat hingga kami memutuskan untuk membongkar tenda dan bersiap untuk kembali turun dan pulang ke Jogja.

Gunung Sumbing, Sindoro, Prau dilihat dari Gunung Andong
Wefie di Puncak Gunung Andong
Bongkar Tenda
Pukul 08.35 kami turun ke basecamp. Rasa capek tak terasa karena sepanjang perjalanan turun kami melihat dengan jelas pemandangan yang indah, sawah-sawah dan ladang terlihat jelas dari puncak, Gunung Merbabu dan Merapi pun terlihat gagah dari Gunung Andong. Kami juga spontan mengeluarkan ocehan-ocehan yang kadang membuat sakit perut. Celoteh ala Aldo dan Ardyan yang konyol, dan kebersamaan dengan Wawan, Rada, dan Puput seakan membuat hari itu menjadi sangat istimewa dan tak ingin berakhir saat itu.

Di tengah perjalanan kami juga masih dibuat terpingkal-pingkal karena ulah Aldo yang kocak. Kami semua tertawa ketika Aldo yang dengan sengaja berlagak sombong dan ingin berlari kencang tapi terpeleset dan jatuh. Hahaha bukan berarti nggak mau nolong lho ya. Karena emang lucu aja sih posisi jatuhnya.

Satu jam perjalanan kami tempuh dari Puncak ke Basecamp, sampai di basecamp kami beristirahat, cuci kaki, cuci tangan, mandi, beres-beres lalu ambil motor dan pulang. Kami sempat mampir di Warung Makan Mie Ayam dan Bakso di dekat perbatasan Jogja Jateng sembari meregangkan otot-otot dan mata yang capek dan pegal di perjalanan. Setelah itu kembali melanjutkan perjalanan ke rumah dan pukul 12.00 kami tiba dirumah kami masing-masing.

Setiap perjalanan / pendakian pasti mempunyai kenangan yang nggak bisa dilupakan begitu saja. Teman baru, pengalaman baru, suasana baru yang membuat semangat. Ini kedua kalinya aku mendaki gunung setelah pada Maret lalu gagal ke puncak Merbabu. Terimakasih Tuhan atas perjalanan ini. Perjalanan hati, perjalanan alam yang membuat kita tahu betapa kecilnya kita di hadapan alam dan Tuhan. 

Dan ingat, jangan mengambil apapun kecuali gambar, jangan meninggalkan apapun kecuali jejak dan, jangan membunuh apapun kecuali waktu.

Sampai jumpa di Pendakian selanjutnya...

Perjalanan turun ke Basecamp
Menatap Merbabu, berharap esok bisa menginjakkan kaki di puncaknya
(In Frame: Rada, Geo, Wawan, Puput)
Salam dari kami dan Gunung Andong

Senin, 27 Juli 2015

Gunung Andong, 4-5 Juli 2015 (Part 1)

Setelah dua bulan hanya jadi wacana, akhirnya pendakian pun terlaksana juga.
Sebenarnya sudah sejak April rencana mau mendaki Gunung Andong ini, tapi karena kesibukan dan lainnya akhirnya tertunda sampai bulan Juli.
Sebelum cerita, aku kenalin dulu nih teman-temanku. Ada Puput, Ardyan, Rada, Wawan, dan Aldo.


Yang pertama, Agustinus Dwi Saputra bisa dipanggil Puput / Putra. Kalo di kampus sih dipanggil Putra. Kuliah di D3 Sekolah Vokasi UGM Jurusan Teknik Mesin. 
Ini yang paling ngebet minta ke Gunung nih, pokoknya ke tanah indah. Bisa dibilang dia partner setiaku kemana-mana. Nonton konser, nonton pameran, beli baju / kaos / sepatu dan lain-lain, temen mudika gereja, temen sejak kecil. 
Satu kata dariku buat dia, Festivalist. Hahaha.


Geovani Ardyan, dipanggil Ardyan / Geo. Dia anak SMAN 4 Yogyakarta kelas 11 khusus olahraga. Temen gereja juga. Doi nih yang nunjukin kita semua jalan ke Gunung Andong walaupun sempat tersesat juga, tapi akhirnya dia berhasil membawa kami semua ke Gunung Andong. 
Oiya dia juga sukses lewat sepakbolanya. Ikut diklat PSIM junior, sekarang di Patbhe juga ambil kelas khusus olahraga (sepakbola). 
Fans banget sama yang namanya PSIM. 
Seorang Putra Altar yang agak "celelekan" kalo lagi tugas. Hahaha.


Rada Nur Indriyati, dipanggil Rada. Doi barusan lulus dari SMAN 4 Yogyakarta dan mau nglanjutin kuliah di UNY jurusan Akuntansi. Temen baru nih. Ardyan yang bawa Rada ikut kita ke Gunung Andong. Orangnya baik, lembut, dan strong. 
Dia muncak dalam keadaan puasa, padahal yang lain baru berapa langkah aja langsung minum. Hahaha.
Anak cheers di Patbhe, anak dance juga. 
Pendaki pemula yang bakalan ketagihan muncak nih kayaknya. Hehehe.


Robertus Bellarminus Eka Budi Kurniawan biasa dipanggil Wawan / Eka. Yang ini temenku sejak SMP di Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. Sekarang kuliah di D3 Sekolah Vokasi UGM jurusan Teknik Mesin. 
Dia barusan pulang magang dari Karawang, trus aku ajak muncak aja. Pendaki pemula juga. Hampir sama kayak Puput sih, temen gereja, temen mudika, temen main, temen curhat juga kalo soal cewek. Hahaha.

Stevanus Aldo Christianto panggil saja Aldo.
Masih sekolah. Anak teknologi jaringan komputer di SMK N 3 Jetis Yogyakarta. Dia yang paling konyol waktu pendakian ini. Paling di bully, paling kasihan dan paling ngeyel juga. Dia juga yang persiapannya paling lama. Harus ngaret satu jam gara-gara dia belum siap. 
Paling dibully tapi juga paling bisa membuat ketawa. Gak ada lo gak rame do. Hahahaha. 



Sebenarnya sih kami semua bukan pendaki (profesional), bukan pecinta alam juga, cuma orang-orang biasa yang masih mintain duit ortu kalo mau muncak. Hehehe.

~bersambung ke part 2~

Senin, 13 April 2015

Dari Resepsi Manten hingga The Parade 2015

Hari ini sangat melelahkan rasanya. Semenjak pagi hingga malam dari subuh hingga menjelang tengah malam, ke rumah hanya untuk mampir minum dan ganti baju. Hahaha.

Kesibukan hari itu dimulai dari Minggu Pagi (setelah subuh). Sudah menjadi rutinitas (baru) ku sekarang, yaitu Jogging. Ya, aku memang berencana jogging di alkid dan setelah itu bermain futsal di Jl. Bantul. Tapi karena belum persiapan dan lawan mainnya nggak lengkap, aku terpaksa membatalkan futsal pagi itu. Aku, Fitra, dan Wawan Buroq. Lari-larian kecil 5-7 putaran sudah cukup untuk olahraga pagi itu. Setelah selesai jogging, kami berpindah ke alun-alun utara untuk mencari santapan pagi. 

Sepulang dari jogging aku dapet pesan bbm dari mbak desi, dia memintaku untuk ikut di acara resepsi manten temennya. Okelah aku setuju. Langsung aku mandi dan berpakaian ala-ala kondangan. Jam setengah 11 - jam 12.30 kami berdua resepsi disana. Lama juga ya?! Hehehe.


Setelah itu, Ekaristi Manten mbak Tiwi dan mas Andhi jam 13.00 sudah menanti. Dalam posisi yang kenyang dan berkeringat kami pulang untuk ganti baju sebentar lalu berangkat lagi ke Gereja Pugeran untuk mengikuti Ekaristi Mantennya mbak Tiwi dan mas Andhi. Jam 13.00 tepat misa dimulai dan berakhir pukul 14.30. Waaa, Selamat menempuh hidup baru untuk mbak Tiwi dan mas Andhi, bahagia dan berbahagialah. 

Saking larutnya dalam keceriaan pada saat setelah perayaan ekaristi, sampai-sampai aku lupa kalau jam 15.00 ada jadwal ngajar di Wirobrajan. Langsung aku pulang dan memberitahu Fahmi bahwa nanti aku dateng agak telat karena baru selesai mengikuti ekaristi. Dan akhirnya aku dateng ngajar jam 16.00. Hahaha, ngaretnya lama sekali wkwkwk. 


Jam 17.30 selesai ngajar. Akhirnya aku bisa pulang, istirahat sejenak, sementara acara resepsi manten (resepsi kedua di hari ini) sudah menanti di depan mata. Pukul 19.00 aku, ibu, bapak, dan adikku sudah sampai di Gedung Madu Candhya, daerah Madukismo. Aku sempat merasa was-was karena acara agak molor, padahal setelah acara resepsi ini aku segera bergegas menuju JEC untuk acara The Parade 2015 (karena udah janjian). Yap itu cuma perasaan sesaat aja. Resepsi dimulai pukul 19.40, antri mau ketemu dan salaman sama mbak Tiwi dan mas Andhi, lalu setelah itu makan, ngobrol-ngobrol bentar sama wawan puput krisna dan lain-lainnya, lalu pulang.

Sampai dirumah, buka hape, ada bbm dari Vita, temen jrs. 
Vita: "Mas, dimana? Aku udah di JEC sama temenku, nanti nyusul ya."
Aku: "Oke, ini aku baru mau berangkat sama temenku juga."

Jadi ceritanya, setelah kondangan, aku janjian sama mbak Tutik yang kebetulan dia suka Captain Jack, dan pengen nonton konsernya di The Parade tapi nggak ada temen. 
Aku juga janjian sama Vita yang kepengen banget nonton Shaggydog malem itu. Kalo aku sih lagi kepengen nonton konsernya Rocket Rockers aja waktu itu, dan kebetulan ada di rundown The Parade, jadi pas.

Jam 20.30 aku baru berangkat dari rumah padahal di rundown, Rocket Rockers main jam 20.30. Nggak tau deh pokoknya waktu itu nekat aja, bisa liat RR ya puji Tuhan, nggak bisa ya nggak masalah.
Jam 20.55 aku sampai JEC dan langsung menuju tempat parkir. Dari tempat parkir sayup-sayup terdengar suara Momo vokalis Captain Jack. 
Lalu mbak tutik nyeletuk: "Alhamdulilah ko, masih kebagian Captain Jack. Hahaha."
"Yap berarti rundownnya molor itu mbak, Assseeeek!"
Sampai di dalam, nyari posisi yang enak buat nonton, dan raaaawwwk!! Momo kece sekali malem itu.

Lima belas menit disana, baru mau buka hape, eh ada orang yang nepuk punggunggku dari belakang. 
Vita: "Hallo mas, ternyata kamu disini, tadi aku bbm pending mas."
Aku: "Eh kamu vit. Iya, tadi aku juga telpon kamu malah, tapi nggak nyambung."

Karena disana banyak orang mungkin, jadi susah sinyal. Karena dari dulu pas nonton konser pasti sinyalnya jelek, hahahaha. Akhirnya kami nonton bareng. Aku, mbak Tutik, Vita, dan temennya. Sempat kebagian 4 lagu dari Captain Jack, lalu full performance dari Rocket Rockers dan Shaggydog. Hanya Rp 20.000 udah bisa liat band-band keren malem itu, ada Endank Soekamti, CJ, RR, JHF, dan Shaggydog. Tapi gak bisa liat perform dari Endank karena mereka naik panggung jam 19.00 dan nggak bisa liat JHF karena mereka perform di Indoor Stage. Yap, itu salah satunya kenapa aku nggak mau ngelewatin yang namanya The Parade, dari tahun ke tahun band nya keren-keren dan htmnya pun terjangkau. 

Di akhir konser, Aska (vokalis Rocket Rockers) sempat bilang:
"Temen-temen nanti kita ngobrol, sharing, dan silaturahmi ya, mampir aja ke booth Starcross, nanti kami berempat kesana" 
Dan setelah puas diguncang CJ, RR, dan Shaggydog, kami menuju booth Starcross dan disana sudah ditunggu semua personil Rocket Rockers.

Haaaaahhh, terima kasih The Parade 2015. 
Rocket Rockers on Stage (sumber: twitter @dont_juan)
Rocket Rockers @booth Starcross (sumber: twitter Rocket Rockers)
Bersama Aska Rocket Rockers (dok.Pribadi)

Kamis, 09 April 2015

Pekan Suci 2015

Diawali dengan Minggu Palma yang merayakan datangnya Yesus ke Yerussalem sebagai raja (sebelum ia disalibkan), lalu Kamis Putih, Jumat Agung, dan berakhir di Malam Paskah dan Minggu Paskah. 

Yap, Pekan suci bagiku selalu berkesan dari tahun ke tahun, karena aku selalu mengambil bagian di dalamnya. Begitu juga tahun ini, aku ikut ambil bagian dalam tugas passio minggu palma serta tugas lector di Ekaristi Malam Paskah umat Kecamatan Kraton di Sasono Hinggil. 

Minggu Palma
Seperti tahun sebelumnya di Minggu Palma, tahun ini aku juga ambil bagian di tugas Passio. Bedanya, tahun ini aku tugas di Ekaristi Minggu sore jam lima. Tim nya pun berbeda. Tahun lalu aku tugas bersama Gata dan Winda, tahun ini bersama Lita dan Ika. Satu kali seminggu dalam sebulan kami berlatih. Kami sempat agak khawatir karena di minggu terakhir kami kesusahan cari hari untuk latihan karena kesibukan kami bertiga, namun hal itu bisa diatasi, mengingat tugas wajib kita berlatih dan kita harus meluangkan waktu untuk itu. Sebulan berlalu, tiba waktunya kami bertugas. 

Misa dimulai jam lima sore, aku berangkat dari rumah jam empat kurang seperempat ke Magangan jemput Gita, lalu langsung menuju Gereja. Disana sudah ada Lita yang menunggu di luar sakristi. Tak lama kemudian Ika dan mbak Alvina datang. Petugas lengkap dan kami memasuki sakristi lalu bersiap-siap. Beberapa menit sebelum misa dimulai datang juga mbak Ningrum, mbak Desi, dan mbak Inge. Wah, ramai sekali sakristi waktu itu. 

Ada kejadian unik saat aku, Lita, dan Ika mau naik mimbar. Saat Alleluya baru saja dinyanyikan oleh pemazmur, romo sudah beranjak dari kursi nya dan berdiri menuju depan altar seolah tergesa-gesa. Padahal kami belum siap, dan lector pun belum turun. Jadilah kami juga ikut tergesa-gesa, bahkan kami bertiga nggak berlutut saat diberkati karena menunggu lector yang diatas (Gita dan Mbak Alvina) turun. Tapi Puji Tuhan kami bisa menyelesaikan tugas dengan baik dan mendapat sambutan baik juga di sakristi setelah kami turun.
Setelah turun kami berfoto bersama di sakristi, tapi aku gita dan ika cepat-cepat pulang karena masih melanjutkan agenda selanjutnya yaitu rapat koordinasi petugas liturgi Paskah Kraton.
Petugas Passio Minggu Palma (Aku - Ika - Lita)
Narsis bersama Romo Supriya setelah Misa

Kamis Putih – Jumat Agung
Perayaan Ekaristi Kamis Putih di Gereja Pugeran dilaksanakan jam lima sore (bahasa Jawa) dan jam delapan malam (bahasa Indonesia). Aku, ibuku, dan Karel mengikuti Ekaristi jam delapan sementara Bapakku hadir jam lima karena bertugas tatib. Sedangkan Jumat Agung, Aku, Ibu, Bapak dan Karel hadir jam enam sore ibadat bahasa Indonesia. Pada waktu Jumat Agung dunia benar-benar menangis atas wafat Tuhan karena sejak jam dua hingga malam hujan deras dan petir melanda. Yap, Jumat Agung dari tahun ke tahun selalu hujan.

Malam Paskah
Perjalanan Malam Paskah dimulai pada hari Sabtu jam Sembilan di Sasono Hinggil. Yap Gladi Bersih. Sebenarnya sih Gladi Bersih baru dimulai jam sebelas, tapi buat jaga-jaga, nggak ada salahnya datang lebih awal. Ternyata disana sudah banyak orang. Ada yang mempersiapkan dekorasi, ada juga yang memasang kursi umat. Waktu itu aku dan Mecha yang sudah datang awal cuma duduk-duduk dan ngobrol sembari menunggu yang lain datang. Sementara mbak Inge dan Gita sudah bilang kalau mereka mau datang jam sebelas saja. Tak lama kemudian segerombol misdinar datang, juga teman-teman dari OMK Kraton yang waktu itu bertugas sebagai pembawa Persembahan dan penjaga panduan. Dan akhirnya pada jam sebelas tepat, Romo datang. Gladi Bersih dimulai. 

Pada saat Gladi bersih romo sempat bilang: “Ini pada belum latihan sebelumnya ya kok gladi bersihnya masih amburadul, masih pada bingung ini putra altarnya juga”
Beberapa dari kami menyahut: “Iya romo memang belum pada latihan, tadi rencana mau gladi kotor tapi pada belum datang, yasudah langsung gladi bersih”

Gladi bersih tetap berlanjut dan berakhir sekitar jam satu kurang. Setelah itu aku langsung tancap gas ke Pugeran untuk mengambil Pengumuman paroki dari mbak Alvina.
Sasono Hinggil sebelum Gladi Bersih dimulai
Gladi Bersih Upacara Cahaya
Gladi Bersih Bacaan (Gita - Aku - Mecha)
Gladi Bersih Prosesi Persembahan (OMK KRATON)


Makan Bersama setelah Gladi Bersih (Putra Altar)
Jam setengah lima sore aku sudah siap di sakristi, dan disana belum ada orang sama sekali, masih sepi. Lima menit kemudian mas Wawan datang, disusul misdinar yang datang nya bersamaan tampak sekali kompaknya. Lalu Mecha, Gita, kemudian mbak Inge. Seperti tahun-tahun sebelumnya juga, suasana sakristi dipecahkan oleh ulah Putra Altar, tampaknya mereka kompak, kompak ramainya, tapi kalau tugasnya? Yaa kompak juga sih.

Setelah semua siap dengan alba, samir dan singelnya, kami  masing-masing mencari tempat untuk berlatih sendiri-sendiri. Tak lama kemudian, romo datang. Sebelum doa romo sempat meminta foto bersama masing-masing petugas (Putra Altar, Lektor, dan Prodiakon). Narsis juga ini romo tampakya. Hehehe.

Jam menunjukkan tepat pukul setengah enam,  dan misa dimulai. Upacara Cahaya berlangsung sangat khidmat di awal, tapi pada bagian tengah kurang khusyuk karena Putra Altar lupa menyalurkan lilin yang menyala ke depan (saat arak-arakan berhenti), yang terjadi malah disalurkan saat perarakan sehingga mengganggu sekali dan jalan menjadi sangat lambat.

Dan tiba waktunya Liturgi Sabda. Gita, Aku, dan Mecha naik, menunggu romo untuk selesai membacakan doa, kemudian Gita membacakan bacaan pertama. Saat pertengahan gita membaca, Mecha sempat membisikkan sesuatu “Mas, ada yang kelewatan satu kalimat.” Aku hanya mengangguk saja, karena memang benar, di bagian pertengahan sempat hilang satu kalimat tidak dibacakan oleh Gita. Lalu saat aku membacakan bacaan kedua, di akhir bacaan sempat berhenti karena salah satu bagian yang kubaca tiba-tiba hilang dari penglihatanku. Beruntung nggak berhenti lama banget ya, kalo iya bisa kacau nanti. Huh. Bacaan ketiga, lalu keempat lancar. Cuma Mecha dan mbak Inge yang malem itu lancar, dan nggak ada kesalahan sama sekali. 
 
Lektor In Action
Agak nyesel sih karena kurang maksimal, karena waktu itu mungkin aku sedang tidak fit juga. Ah tak apalah, aku tetap fokus untuk mempersiapkan tugas doa umat bersama mbak Inge. Dan Puii Tuhan lancar.

Satu persatu bagian Ekaristi kami lewati, dan tiba di bagian Penutup. Pada saat setelah komuni dan sebelum persembahan lagu Paskah dari Koor, mbak Inge pamit pulang karena masih harus tugas di Pugeran jam sembilan, padahal saat itu jam menunjukkan pukul setengah sembilan kurang seprempat. Yap, nekat sekali ya. Tapi berkatnya dobel dong. Hehehe.


Ekaristi Paskah Malam itu selesai jam setengah sembilan. Dan setelah itu kami kembali ke Sakristi (buatan) untuk berkemas-kemas. Kami juga bersalam-salaman mengucapkan selamat Paskah kepada teman-teman yang lain, juga kepada Romo dan umat yang masih berada di sana. Setelah itu kami mengambil snack, foto dan ngobrol-ngobrol lama sebelum akhirnya pulang ke rumah. 
Panggung Altar
Doa bersama Para Petugas sebelum Perayaan Ekaristi Dimulai
Persiapan Perarakan
OMK Kraton In Action
Koor In Action - Bapak Ibu Muda Wilayah dan Kuartet
Terimakasih semuanya, kebersamaan ini yang akan selalu dirindukan. Terimakasih Romo, Mecha, Gita, Mbak Inge, Aldo, Ardyan, Dony, Mas Wawan, OMK Kraton, dan semua.

Sampai jumpa di tugas-tugas selanjutnya. Selamat Paskah, Tuhan Memberkati.

Si Kecil Cabe Rawit dan Si Koordinator
Para Prodiakon
Para Lektor dan Romo Supriya
Para Putra Altar a.k.a Misdinar Kraton
Sang Dirigen - Mas Hary
Sang Ketua Panitia Paskah 2015
All Photo By: MIKAEL MITANGKASI (@mitangfoto)