Diawali dengan Minggu Palma yang merayakan datangnya Yesus
ke Yerussalem sebagai raja (sebelum ia disalibkan), lalu Kamis Putih, Jumat
Agung, dan berakhir di Malam Paskah dan Minggu Paskah.
Yap, Pekan suci bagiku selalu berkesan dari tahun ke tahun,
karena aku selalu mengambil bagian di dalamnya. Begitu juga tahun ini, aku ikut
ambil bagian dalam tugas passio minggu palma serta tugas lector di Ekaristi
Malam Paskah umat Kecamatan Kraton di Sasono Hinggil.
Minggu Palma
Seperti tahun sebelumnya di Minggu Palma, tahun ini aku juga
ambil bagian di tugas Passio. Bedanya, tahun ini aku tugas di Ekaristi Minggu
sore jam lima. Tim nya pun berbeda. Tahun lalu aku tugas bersama Gata dan
Winda, tahun ini bersama Lita dan Ika. Satu kali seminggu dalam sebulan kami berlatih.
Kami sempat agak khawatir karena di minggu terakhir kami kesusahan cari hari
untuk latihan karena kesibukan kami bertiga, namun hal itu bisa diatasi,
mengingat tugas wajib kita berlatih dan kita harus meluangkan waktu untuk itu.
Sebulan berlalu, tiba waktunya kami bertugas.
Misa dimulai jam lima sore, aku berangkat dari rumah jam
empat kurang seperempat ke Magangan jemput Gita, lalu langsung menuju Gereja.
Disana sudah ada Lita yang menunggu di luar sakristi. Tak lama kemudian Ika dan
mbak Alvina datang. Petugas lengkap dan kami memasuki sakristi lalu
bersiap-siap. Beberapa menit sebelum misa dimulai datang juga mbak Ningrum,
mbak Desi, dan mbak Inge. Wah, ramai sekali sakristi waktu itu.
Ada kejadian unik saat aku, Lita, dan Ika mau naik mimbar.
Saat Alleluya baru saja dinyanyikan oleh pemazmur, romo sudah beranjak dari
kursi nya dan berdiri menuju depan altar seolah tergesa-gesa. Padahal kami
belum siap, dan lector pun belum turun. Jadilah kami juga ikut tergesa-gesa,
bahkan kami bertiga nggak berlutut saat diberkati karena menunggu lector yang
diatas (Gita dan Mbak Alvina) turun. Tapi Puji Tuhan kami bisa menyelesaikan
tugas dengan baik dan mendapat sambutan baik juga di sakristi setelah kami
turun.
Setelah turun kami berfoto bersama di sakristi, tapi aku
gita dan ika cepat-cepat pulang karena masih melanjutkan agenda selanjutnya
yaitu rapat koordinasi petugas liturgi Paskah Kraton.
![]() |
Petugas Passio Minggu Palma (Aku - Ika - Lita) |
![]() |
Narsis bersama Romo Supriya setelah Misa |
Kamis Putih – Jumat Agung
Perayaan Ekaristi Kamis Putih di Gereja Pugeran dilaksanakan
jam lima sore (bahasa Jawa) dan jam delapan malam (bahasa Indonesia). Aku,
ibuku, dan Karel mengikuti Ekaristi jam delapan sementara Bapakku hadir jam
lima karena bertugas tatib. Sedangkan Jumat Agung, Aku, Ibu, Bapak dan Karel
hadir jam enam sore ibadat bahasa Indonesia. Pada waktu Jumat Agung dunia
benar-benar menangis atas wafat Tuhan karena sejak jam dua hingga malam hujan
deras dan petir melanda. Yap, Jumat Agung dari tahun ke tahun selalu hujan.
Malam Paskah
Perjalanan Malam Paskah dimulai pada hari Sabtu jam Sembilan
di Sasono Hinggil. Yap Gladi Bersih. Sebenarnya sih Gladi Bersih baru dimulai
jam sebelas, tapi buat jaga-jaga, nggak ada salahnya datang lebih awal.
Ternyata disana sudah banyak orang. Ada yang mempersiapkan dekorasi, ada juga
yang memasang kursi umat. Waktu itu aku dan Mecha yang sudah datang awal cuma
duduk-duduk dan ngobrol sembari menunggu yang lain datang. Sementara mbak Inge
dan Gita sudah bilang kalau mereka mau datang jam sebelas saja. Tak lama
kemudian segerombol misdinar datang, juga teman-teman dari OMK Kraton yang
waktu itu bertugas sebagai pembawa Persembahan dan penjaga panduan. Dan
akhirnya pada jam sebelas tepat, Romo datang. Gladi Bersih dimulai.
Pada saat Gladi bersih romo sempat bilang: “Ini pada belum
latihan sebelumnya ya kok gladi bersihnya masih amburadul, masih pada bingung
ini putra altarnya juga”
Beberapa dari kami menyahut: “Iya romo memang belum pada
latihan, tadi rencana mau gladi kotor tapi pada belum datang, yasudah langsung
gladi bersih”
Gladi bersih tetap berlanjut dan berakhir sekitar jam satu
kurang. Setelah itu aku langsung tancap gas ke Pugeran untuk mengambil
Pengumuman paroki dari mbak Alvina.
Sasono Hinggil sebelum Gladi Bersih dimulai |
Gladi Bersih Upacara Cahaya |
Gladi Bersih Bacaan (Gita - Aku - Mecha) |
Gladi Bersih Prosesi Persembahan (OMK KRATON) |
Makan Bersama setelah Gladi Bersih (Putra Altar) |
Jam setengah lima sore aku sudah siap di sakristi, dan
disana belum ada orang sama sekali, masih sepi. Lima menit kemudian mas Wawan
datang, disusul misdinar yang datang nya bersamaan tampak sekali kompaknya.
Lalu Mecha, Gita, kemudian mbak Inge. Seperti tahun-tahun sebelumnya juga,
suasana sakristi dipecahkan oleh ulah Putra Altar, tampaknya mereka kompak,
kompak ramainya, tapi kalau tugasnya? Yaa kompak juga sih.
Setelah semua siap dengan alba, samir dan singelnya,
kami masing-masing mencari tempat untuk
berlatih sendiri-sendiri. Tak lama kemudian, romo datang. Sebelum doa romo
sempat meminta foto bersama masing-masing petugas (Putra Altar, Lektor, dan
Prodiakon). Narsis juga ini romo tampakya. Hehehe.
Jam menunjukkan tepat pukul setengah enam, dan misa dimulai. Upacara Cahaya berlangsung
sangat khidmat di awal, tapi pada bagian tengah kurang khusyuk karena Putra
Altar lupa menyalurkan lilin yang menyala ke depan (saat arak-arakan berhenti),
yang terjadi malah disalurkan saat perarakan sehingga mengganggu sekali dan
jalan menjadi sangat lambat.
Dan tiba waktunya Liturgi Sabda. Gita, Aku, dan Mecha naik,
menunggu romo untuk selesai membacakan doa, kemudian Gita membacakan bacaan
pertama. Saat pertengahan gita membaca, Mecha sempat membisikkan sesuatu “Mas,
ada yang kelewatan satu kalimat.” Aku hanya mengangguk saja, karena memang
benar, di bagian pertengahan sempat hilang satu kalimat tidak dibacakan oleh
Gita. Lalu saat aku membacakan bacaan kedua, di akhir bacaan sempat berhenti
karena salah satu bagian yang kubaca tiba-tiba hilang dari penglihatanku.
Beruntung nggak berhenti lama banget ya, kalo iya bisa kacau nanti. Huh. Bacaan
ketiga, lalu keempat lancar. Cuma Mecha dan mbak Inge yang malem itu lancar,
dan nggak ada kesalahan sama sekali.
![]() |
Lektor In Action |
Agak nyesel sih karena kurang maksimal, karena waktu itu
mungkin aku sedang tidak fit juga. Ah tak apalah, aku tetap fokus untuk
mempersiapkan tugas doa umat bersama mbak Inge. Dan Puii Tuhan lancar.
Satu persatu bagian Ekaristi kami lewati, dan tiba di bagian
Penutup. Pada saat setelah komuni dan sebelum persembahan lagu Paskah dari
Koor, mbak Inge pamit pulang karena masih harus tugas di Pugeran jam sembilan,
padahal saat itu jam menunjukkan pukul setengah sembilan kurang seprempat. Yap,
nekat sekali ya. Tapi berkatnya dobel dong. Hehehe.
Ekaristi Paskah Malam itu selesai jam setengah sembilan. Dan
setelah itu kami kembali ke Sakristi (buatan) untuk berkemas-kemas. Kami juga
bersalam-salaman mengucapkan selamat Paskah kepada teman-teman yang lain, juga
kepada Romo dan umat yang masih berada di sana. Setelah itu kami mengambil
snack, foto dan ngobrol-ngobrol lama sebelum akhirnya pulang ke rumah.
Panggung Altar |
Doa bersama Para Petugas sebelum Perayaan Ekaristi Dimulai |
OMK Kraton In Action |
Koor In Action - Bapak Ibu Muda Wilayah dan Kuartet |
Terimakasih semuanya, kebersamaan ini yang akan selalu
dirindukan. Terimakasih Romo, Mecha, Gita, Mbak Inge, Aldo, Ardyan, Dony, Mas
Wawan, OMK Kraton, dan semua.
Sampai jumpa di tugas-tugas selanjutnya. Selamat Paskah,
Tuhan Memberkati.
Si Kecil Cabe Rawit dan Si Koordinator |
Sang Dirigen - Mas Hary |
Sang Ketua Panitia Paskah 2015 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar