Kamis, 09 April 2015

Pekan Suci 2015

Diawali dengan Minggu Palma yang merayakan datangnya Yesus ke Yerussalem sebagai raja (sebelum ia disalibkan), lalu Kamis Putih, Jumat Agung, dan berakhir di Malam Paskah dan Minggu Paskah. 

Yap, Pekan suci bagiku selalu berkesan dari tahun ke tahun, karena aku selalu mengambil bagian di dalamnya. Begitu juga tahun ini, aku ikut ambil bagian dalam tugas passio minggu palma serta tugas lector di Ekaristi Malam Paskah umat Kecamatan Kraton di Sasono Hinggil. 

Minggu Palma
Seperti tahun sebelumnya di Minggu Palma, tahun ini aku juga ambil bagian di tugas Passio. Bedanya, tahun ini aku tugas di Ekaristi Minggu sore jam lima. Tim nya pun berbeda. Tahun lalu aku tugas bersama Gata dan Winda, tahun ini bersama Lita dan Ika. Satu kali seminggu dalam sebulan kami berlatih. Kami sempat agak khawatir karena di minggu terakhir kami kesusahan cari hari untuk latihan karena kesibukan kami bertiga, namun hal itu bisa diatasi, mengingat tugas wajib kita berlatih dan kita harus meluangkan waktu untuk itu. Sebulan berlalu, tiba waktunya kami bertugas. 

Misa dimulai jam lima sore, aku berangkat dari rumah jam empat kurang seperempat ke Magangan jemput Gita, lalu langsung menuju Gereja. Disana sudah ada Lita yang menunggu di luar sakristi. Tak lama kemudian Ika dan mbak Alvina datang. Petugas lengkap dan kami memasuki sakristi lalu bersiap-siap. Beberapa menit sebelum misa dimulai datang juga mbak Ningrum, mbak Desi, dan mbak Inge. Wah, ramai sekali sakristi waktu itu. 

Ada kejadian unik saat aku, Lita, dan Ika mau naik mimbar. Saat Alleluya baru saja dinyanyikan oleh pemazmur, romo sudah beranjak dari kursi nya dan berdiri menuju depan altar seolah tergesa-gesa. Padahal kami belum siap, dan lector pun belum turun. Jadilah kami juga ikut tergesa-gesa, bahkan kami bertiga nggak berlutut saat diberkati karena menunggu lector yang diatas (Gita dan Mbak Alvina) turun. Tapi Puji Tuhan kami bisa menyelesaikan tugas dengan baik dan mendapat sambutan baik juga di sakristi setelah kami turun.
Setelah turun kami berfoto bersama di sakristi, tapi aku gita dan ika cepat-cepat pulang karena masih melanjutkan agenda selanjutnya yaitu rapat koordinasi petugas liturgi Paskah Kraton.
Petugas Passio Minggu Palma (Aku - Ika - Lita)
Narsis bersama Romo Supriya setelah Misa

Kamis Putih – Jumat Agung
Perayaan Ekaristi Kamis Putih di Gereja Pugeran dilaksanakan jam lima sore (bahasa Jawa) dan jam delapan malam (bahasa Indonesia). Aku, ibuku, dan Karel mengikuti Ekaristi jam delapan sementara Bapakku hadir jam lima karena bertugas tatib. Sedangkan Jumat Agung, Aku, Ibu, Bapak dan Karel hadir jam enam sore ibadat bahasa Indonesia. Pada waktu Jumat Agung dunia benar-benar menangis atas wafat Tuhan karena sejak jam dua hingga malam hujan deras dan petir melanda. Yap, Jumat Agung dari tahun ke tahun selalu hujan.

Malam Paskah
Perjalanan Malam Paskah dimulai pada hari Sabtu jam Sembilan di Sasono Hinggil. Yap Gladi Bersih. Sebenarnya sih Gladi Bersih baru dimulai jam sebelas, tapi buat jaga-jaga, nggak ada salahnya datang lebih awal. Ternyata disana sudah banyak orang. Ada yang mempersiapkan dekorasi, ada juga yang memasang kursi umat. Waktu itu aku dan Mecha yang sudah datang awal cuma duduk-duduk dan ngobrol sembari menunggu yang lain datang. Sementara mbak Inge dan Gita sudah bilang kalau mereka mau datang jam sebelas saja. Tak lama kemudian segerombol misdinar datang, juga teman-teman dari OMK Kraton yang waktu itu bertugas sebagai pembawa Persembahan dan penjaga panduan. Dan akhirnya pada jam sebelas tepat, Romo datang. Gladi Bersih dimulai. 

Pada saat Gladi bersih romo sempat bilang: “Ini pada belum latihan sebelumnya ya kok gladi bersihnya masih amburadul, masih pada bingung ini putra altarnya juga”
Beberapa dari kami menyahut: “Iya romo memang belum pada latihan, tadi rencana mau gladi kotor tapi pada belum datang, yasudah langsung gladi bersih”

Gladi bersih tetap berlanjut dan berakhir sekitar jam satu kurang. Setelah itu aku langsung tancap gas ke Pugeran untuk mengambil Pengumuman paroki dari mbak Alvina.
Sasono Hinggil sebelum Gladi Bersih dimulai
Gladi Bersih Upacara Cahaya
Gladi Bersih Bacaan (Gita - Aku - Mecha)
Gladi Bersih Prosesi Persembahan (OMK KRATON)


Makan Bersama setelah Gladi Bersih (Putra Altar)
Jam setengah lima sore aku sudah siap di sakristi, dan disana belum ada orang sama sekali, masih sepi. Lima menit kemudian mas Wawan datang, disusul misdinar yang datang nya bersamaan tampak sekali kompaknya. Lalu Mecha, Gita, kemudian mbak Inge. Seperti tahun-tahun sebelumnya juga, suasana sakristi dipecahkan oleh ulah Putra Altar, tampaknya mereka kompak, kompak ramainya, tapi kalau tugasnya? Yaa kompak juga sih.

Setelah semua siap dengan alba, samir dan singelnya, kami  masing-masing mencari tempat untuk berlatih sendiri-sendiri. Tak lama kemudian, romo datang. Sebelum doa romo sempat meminta foto bersama masing-masing petugas (Putra Altar, Lektor, dan Prodiakon). Narsis juga ini romo tampakya. Hehehe.

Jam menunjukkan tepat pukul setengah enam,  dan misa dimulai. Upacara Cahaya berlangsung sangat khidmat di awal, tapi pada bagian tengah kurang khusyuk karena Putra Altar lupa menyalurkan lilin yang menyala ke depan (saat arak-arakan berhenti), yang terjadi malah disalurkan saat perarakan sehingga mengganggu sekali dan jalan menjadi sangat lambat.

Dan tiba waktunya Liturgi Sabda. Gita, Aku, dan Mecha naik, menunggu romo untuk selesai membacakan doa, kemudian Gita membacakan bacaan pertama. Saat pertengahan gita membaca, Mecha sempat membisikkan sesuatu “Mas, ada yang kelewatan satu kalimat.” Aku hanya mengangguk saja, karena memang benar, di bagian pertengahan sempat hilang satu kalimat tidak dibacakan oleh Gita. Lalu saat aku membacakan bacaan kedua, di akhir bacaan sempat berhenti karena salah satu bagian yang kubaca tiba-tiba hilang dari penglihatanku. Beruntung nggak berhenti lama banget ya, kalo iya bisa kacau nanti. Huh. Bacaan ketiga, lalu keempat lancar. Cuma Mecha dan mbak Inge yang malem itu lancar, dan nggak ada kesalahan sama sekali. 
 
Lektor In Action
Agak nyesel sih karena kurang maksimal, karena waktu itu mungkin aku sedang tidak fit juga. Ah tak apalah, aku tetap fokus untuk mempersiapkan tugas doa umat bersama mbak Inge. Dan Puii Tuhan lancar.

Satu persatu bagian Ekaristi kami lewati, dan tiba di bagian Penutup. Pada saat setelah komuni dan sebelum persembahan lagu Paskah dari Koor, mbak Inge pamit pulang karena masih harus tugas di Pugeran jam sembilan, padahal saat itu jam menunjukkan pukul setengah sembilan kurang seprempat. Yap, nekat sekali ya. Tapi berkatnya dobel dong. Hehehe.


Ekaristi Paskah Malam itu selesai jam setengah sembilan. Dan setelah itu kami kembali ke Sakristi (buatan) untuk berkemas-kemas. Kami juga bersalam-salaman mengucapkan selamat Paskah kepada teman-teman yang lain, juga kepada Romo dan umat yang masih berada di sana. Setelah itu kami mengambil snack, foto dan ngobrol-ngobrol lama sebelum akhirnya pulang ke rumah. 
Panggung Altar
Doa bersama Para Petugas sebelum Perayaan Ekaristi Dimulai
Persiapan Perarakan
OMK Kraton In Action
Koor In Action - Bapak Ibu Muda Wilayah dan Kuartet
Terimakasih semuanya, kebersamaan ini yang akan selalu dirindukan. Terimakasih Romo, Mecha, Gita, Mbak Inge, Aldo, Ardyan, Dony, Mas Wawan, OMK Kraton, dan semua.

Sampai jumpa di tugas-tugas selanjutnya. Selamat Paskah, Tuhan Memberkati.

Si Kecil Cabe Rawit dan Si Koordinator
Para Prodiakon
Para Lektor dan Romo Supriya
Para Putra Altar a.k.a Misdinar Kraton
Sang Dirigen - Mas Hary
Sang Ketua Panitia Paskah 2015
All Photo By: MIKAEL MITANGKASI (@mitangfoto)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar