Suasana Paskah sudah terasa sejak hari Rabu
Abu. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Gereja Pugeran disibukkan dengan persiapan
menuju Paskah (Pekan Suci). Rapat, Latihan Misdinar, Latihan Lektor dan Passio
juga Prodiakon. Tapi untuk tahun ini menurutku persiapannya agak molor. Tahun ini aku ikut ambil bagian (lagi) dalam tugas Passio Minggu Palma.
Latihan Passio dimulai sekitar 2 (dua) minggu
sebelum Minggu Palma. Kelompok Passio dibagi menjadi 5 (lima) kelompok:
- Kelompok Sabtu Sore: Yasti, Reta, dan Mas Driyanto.
- Kelompok Minggu Pagi Jawa: Bu Retno, Pak Bardi, dan Bu Budi.
- Kelompok Minggu Pagi Arak-arakan: Yutta, Aku dan Ika.
- Kelompok Minggu Sore I: Tegar, Gita, dan Priska.
- Kelompok Minggu Sore II: Mas Daniel, Wulan, dan Lalita.
Selama 2 (dua) minggu persiapan/latihan, kami jarang
bisa bertemu antara satu kelompok dengan yang lainnya karena beberapa kesibukan
masing-masing anggota kelompok. Kelompokku pun agak susah mengatur jadwal dengan Bu
Lia (Pelatih Passio kami). Alhasil kami latihan sendiri tanpa Bu Lia sampai H-2 kami
bertugas.
Lat Passio di Sakristi |
Waktu itu hari Kamis, dan kelompokku dijadwalkan untuk Gladi Bersih arak-arakan. Pukul 16.00 latihan dimulai tanpa Romo Priyo, dan berakhir
pukul 17.30. Lalu pukul 17.30 Romo datang meminta untuk latihan diulang.
Alhasil kami mengulangi lagi Gladi Bersih itu hingga pukul 18.30. (Sehingga
kami batal latihan Passio karena jam 18.30 anggota kelompok kami ada jadwal
Latihan Koor di Kraton).
Hari Jumat, H-2 kami bertugas. Kami janjian
dengan Bu Lia pukul 19.00. Dan selama 2 (dua) jam penuh kami berlatih bersama Bu Lia.
Saat itu baru kami merasa yakin dengan kemampuan kami, dan tiba-tiba kami
merasa percaya diri saat itu. (Mungkin sudah disuntik semangat sama Bu Lia)
Hahaha.
Eitts tapi ada yang masih ngganjel? Yap,
masalah Sound. Dari pertama kami latihan sampai H-2 itu kami sama sekali belum
latihan di Mimbar! Dan akhirnya kami pun janjian lagi di hari Sabtu untuk
mencoba latihan menggunakan mic di mimbar. Dan batal lagi. Hari Sabtu kami
batal mencoba sound karena Ika dan Yutta nggak bisa malem itu. Hmm, walaupun tanpa
latihan di mimbar, kami bertiga tetap optimis untuk tugas esok hari.
Hari H pun datang, saatnya kami bertugas. Kami bertugas dengan formasi Yutta sebagai Narator, Ika sebagai Wanita, Aku sebagai Pilatus, Mecha dan Vinda Lektor Bacaan. Aku sampai di Sakristi pukul 07.15. Disana sudah ada Vinda. Kemudian disusul Ika, lalu Yutta.
Jam sudah menunjukkan pukul 07.45 dan Mecha belum datang. Keadaan itu membuat panik Mbak Desi dan Dea. Tapi Puji Tuhan, ketika Mecha di telpon saat itu juga, dia sedang (akan) dalam perjalanan.
Pukul 08.00 semua siap, dan Ekaristi pun dimulai. Prosesi dimulai dari halaman parkir belakang Gereja, lalu jalan masuk ke dalam Gereja diiringi lagu Yerusalem Lihatlah Rajamu. Suasana saat itu sangat meriah campur sedih. Suasana saat itulah yang membantuku untuk tampil maksimal saat Passio, berbeda dengan saat latihan sebelumnya.
Tiba saat bertugas, dan secara keseluruhan, semua lancar. Namun juga ada beberapa kesalahan, seperti: Di bagian terakhir, Yutta terlewat satu baris saat membacakan narasi penutup. Aku tersandung alba saat akan jengkeng meminta berkat Romo, tapi tidak terlalu parah.
Dan Puji Tuhan tugas selesai, dan kami berfoto sebentar sebelum pulang.
![]() |
Saat panik karena Mecha belum datang |
![]() |
Cekrek sebelum Perarakan dimulai |
![]() |
Richo - Ika - Yutta - Mecha - Vinda |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar