Rabu, 25 Maret 2015

Konser Indonesia Keren 22 Tahun ANTV

Rabu, 18 Maret 2015 – Minggu, 22 Maret 2015 menjadi hari yang sangat istimewa bagiku, dan teristimewa bagi Karel adikku yang masih duduk di kelas 5 SD. Kenapa? Karena dia bisa terlibat secara langsung dalam rangkaian acara ulang tahun antv di Candi Prambanan Yogyakarta yang bertajuk Konser Indonesia Keren. 

Hari Selasa ketika Karel berlatih Wushu, dia diminta oleh orang tua dari temannya yang kebetulan salah satu anggota dance Pragina Gong. Sebut saja Mama Gangga. Yap, langsung saja Karel menyetujuinya. Dari situ mulailah Mama Gangga memberikan jadwal latihan beserta tempatnya, dan properti/kostum apa saja yang harus disiapkan. Dan ternyata hari latihan sangat padat. Mulai dari hari Rabu sampai Sabtu pukul 15.00.

Hari Rabu adalah hari perdana latihan. Latihan diadakan di Pendopo Art Space (perempatan ring road dongkelan ke timur). Hari itu aku ikut mengantar Karel latihan, yaaa siapa tau bisa ketemu artis walaupun bukan idola sih, karena kabarnya akan ada pemeran Pandhawa di Mahabharata dan pemeran Navya yang ikut berlatih disana. Dan ternyata benar mereka datang. Pukul 17.00 ada iring-iringan mobil antv yang berhenti di depan pendopo. Satu persatu mereka keluar dari mobil, ada Shaheer Sheikh, Saurav, Vinrana, Rohit, Lavanya dan yang aku tunggu-tunggu saat itu, Somyaseth. Entah mimpi apa aku semalam, Somya yang biasanya Cuma bisa aku lihat dari layar kaca, hari ini tepat di depanku. Berharap bisa foto bersama saat itu, tapi karena mereka lagi sibuk latihan, kesempatan untuk berfoto itu tidak ada.
Latihan Bersama Shaheer dan Somya di Pendopo Art Space
Saat Mereka Datang
Hari Kamis, adalah hari kedua latihan. Latihan bertempat di Candi Prambanan. Namun karena hari itu hujan deras terpaksa latihan dibatalkan dan kami hanya menunggu saja sembari ngobrol-ngobrol di tenda belakang panggung.
Proses Pembuatan Properti (Foto diambil H-3)

Narsis dengan Latar Belakang Perahu Layar
Menatap Panggung
Hari Jumat, Gladi Kotor.
Mendekati hari H, jadwal semakin padat. Hari itu, hari Jumat dijadwalkan untuk gladi kotor bersama dengan Shaheer, Saurav, Vinrana, Rohit, Lavanya, dan Somya. Pukul 16.00, Karel, aku, dan ibuku tiba di Candi Prambanan. Kami langsung bergerak menuju tenda yang khusus disiapkan untuk Karel dan tim dance nya yaitu Pragina Gong.  Setelah kami sampai di tenda, tak lama rombongan kru antv tiba juga di sana. Satu persatu mulai dari Vinrana, Shaheer dan yang lainnya keluar dari mobil. Dan setelah maghrib, gladi kotor pun dimulai. Gladi kotor dimulai sekitar pukul 19.00. Karel mendapat giliran sekitar pukul 21.30 (segmen 5) dan pukul 22.30 (segmen 8). Pukul 23.00 kami pulang untuk istirahat dan mempersiapkan gladi bersih esok harinya.
Somyaseth saat Gladi Kotor hari Jumat
Vinrana saat Gladi Kotor hari Jumat
Tenda Judika, Cakra, Sheila on 7 dll
Tenda Luna Maya, Jessica Iskandar, Dewi Perssik dll
Hari Sabtu adalah jadwalnya Gladi Bersih (GR). Pukul 10.00 kami sudah sampai di Prambanan dan mempersiapkan segalanya, termasuk make up dan kostum. Karel terlihat bersemangat sekali saat itu, aku pun juga bersemangat sekali waktu itu. Hahaha. Sambil menyelam minum air, sambil nganter adik sambil ketemu artis.
Pada saat GR, tidak hanya pemeran Pandhawa Lima dan Navya saja yang hadir, namun semua artis pengisi Indonesia Keren juga datang. Pukul 15.00 para artis pengisi acara sudah mulai berdatangan. Diawali dari Judika yang saat itu bisa aku minta foto bersama walaupun di depan kamar mandi. Lalu disusul Ayu Ting Ting, Siti Badriah, Luna Maya, Uya Kuya, Putri Bahar, Rossa, Jessica Iskandar, dan Dewi Perssik yang ternyata ramah sekali ketika disapa. Dan pada malam harinya menyusul Raffi Ahmad, Cakra Khan, Kikan, Riza Abas (dulu Rumor), dan Endah Laras. Tidak tampak Grup Band yang aku tunggu-tunggu saat itu kedatangannya yaitu Sheila on Seven dan Geisha. Ah mungkin mereka besok waktu Hari H datangnya. GR berlangsung sangat lama dan pada pukul 01.00 dinihari (sudah hari Minggu), GR dihentikan karena hujan deras walaupun sebenarnya belum selesai. Terpaksa harus dilanjutkan esok hari. Lalu kamipun pulang untuk mempersiapkan pentas sore harinya. 

Foto Bareng Judika saat GR
Narsis di Area Tenda Pragina Gong
Suasana saat GR baru dimulai
Cakra Khan saat GR
Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba, hari Minggu, hari yang ditunggu-tunggu oleh semua kru, artis, dan semua yang terlibat di acara itu. Kami dijadwalkan untuk datang pada pukul 16.00 dan membawa co-card pengenal agar bisa masuk. Sekeliling venue sudah di pasang pagar barikade, jadi hanya yang punya co-card dan undangan VIP saja yang bisa memasuki venue acara. Dan benar saja, waktu aku masuk pintu gerbang sempat ditanya oleh satpam, tapi aku bisa nunjukin co-card dan akhirnya diperbolehkan masuk.
Setibanya di backstage, aku langsung menuju tempat make up dan memasrahkan Karel kesana untuk di make up, bersama bapak dan ibuku juga tentunya. Dan aku langsung ber-hunting foto ria dengan kamera canon 60d pinjaman dari masku.
Sebentar lagi acara dimulai dan semakin ramai suasana di sana, baik di tempat duduk VIP dan VVIP, di luar barikade, maupun di backstage. Di luar barikade ramai dengan teriakan-teriakan mereka yang bisa melihat artis berlalu-lalang di backstage. Di backstage ramai oleh para artis dan kru yang lalu lalang sibuk dengan urusannya masing-masing. 
Dan It's Show Time !!
Acara dimulai. Tenda di samping panggung tempat aku berdiri kali ini harus dibuat steril karena untuk persiapan pengisi acara yang mau naik ke panggung. Dan terpaksa aku harus menyaksikan acara itu dari siaran LCD TV yang di pasang di area tenda artis sembari membantu persiapan Karel yang akan naik panggung di segmen 5 dan segmen 8.
Tak lama kemudian Tim Dancer Pragina Gong dipanggil. "Ayo semangat teman-teman! Semangat ya Nak!" Beberapa teriakan yang aku dengar waktu itu, teriakan penyemangat dari teman dan orangtua mereka yang akan tampil. Area tenda Pragina Gong tiba-tiba menjadi ramai sekali karena para orang tua yang heboh melihat anak-anaknya tampil bersama Shaheer Sheikh dan Cita-Citata dari LCD TV. Nggak lama mereka tampil dan mereka kembali lagi ke tenda. "Tepuk tangan semua!" Teriak salah satu orang tua. "Kalian Suksessss!!"

Setelah segmen 5, ada beberapa yang pulang, ada juga yang masih mempersiapkan kostum kedua untuk tampil di segmen 8 yaitu membangun Sumur bersama Saurav (pemeran Jin) dan Shaheer (pemeran Bandung Bondowoso). Saat itu aku masih harus menunggu Karel yang ikut tampil di segmen 8. Setelah selesai tampil, Aku, Karel, Bapak dan Ibuku langsung pamit dan beranjak pulang.

Foto-foto Saat Hari H :

Somyaseth a.k.a Navya
Saurav a.k.a Bima Mahabharata
Petunjuk Arah Tenda Somya, Pragina Gong dll
Shaheer Menandatangani Kaos Fansnya saat Turun dari Mobil
Siti Badriah dan Lambaian Tangan dari Luar Barikade
Luna Maya
Mas-mas Ganteng dan Kekar Penarik Perahu Layar
Juwita Bahar
Dewi Perssik si Dayang Roro Jonggrang yang Ramah
Suasana Area Tenda Pragina Gong
Antusias Warga Yang Ingin Melihat Langsung Konser Indonesia Keren
Pintu Masuk Area VVIP dan VIP
Suasana Samping Panggung Sebelum Steril Area
Walaupun aku nggak terlibat secara langsung, tapi ini adalah moment yang langka buatku, teristimewa buat Karel yang terlibat secara langsung di acara sebesar ini. Nggak semua orang punya kesempatan bisa ketemu dengan orang-orang yang mereka sebut artis. Yap mungkin suatu saat aku yang terlibat secara langsung, semoga.

Rabu, 11 Maret 2015

Merbabu, 7-8 Maret 2015


Melelahkan dan menyenangkan. Mungkin dua kata itu yang dapat mewakili perjalanan kali ini. Mendaki Gunung. Ya, hal yang sudah aku impikan sejak lama akhirnya terlaksana juga. Sabtu – Minggu, 7 – 8 Maret 2015, pertama kalinya aku benar-benar mendaki gunung dengan persiapan yang agak ribet. Memang baru kali ini sih mendaki gunung dengan tujuan mau ke puncaknya.
Singkat cerita, pada suatu hari, Rani rekan kerjaku di warnet buroq bertanya padaku melalui bbm. Rani: “Mas Richo kira-kira tgl 7 free nggak?
Richo: “Hari apa ya itu?” Rani: “Hari Sabtu mas. Kalo mau dan berminat aja mas, Ayo ndaki gunung Merbabu”
Dalam pikiranku terbersit untuk langsung menjawab, Ya. Eh sebentar tapi sama siapa? Sabtu Minggu free apa nggak ya? Dan akhirnya aku memutuskan untuk ikut mendaki karena memang bener-bener free, tidak ada kegiatan ngeles privat juga.


Persiapan
Hari Jumat sebelum hari H keberangkatan, kami melakukan semacam technical meeting sebagai persiapan dan pembagian tugas. Untuk ajang perkenalan juga karena kami masih belum kenal satu dengan yang lain. Tapi sayang aku nggak bisa ikut karena ada jadwal ngeles privat di Gamping.
Total kami yang berencana mendaki ada sepuluh. Rani, Siswi, Uut, Umi, Rama,Wawan (dari UMY), Mudi, Lia, Dita (dari Akd.Tek.Kulit) dan aku dari UGM sendiri. Awalnya agak canggung sih tapi cuek aja, nanti lama-lama juga kenal.


Ngampilan - Magelang
Hari Sabtu pun tiba, rencana kami berangkat pukul 13.00 dari kos Rani di daerah Ngampilan. Carier siap, motor siap, semua siap, doa, dan berangkat. Pukul 12.00 tepat aku berangkat dari rumah menuju kos Wawan di daerah Kuncen. Setelah itu langsung lanjut ke kos Rani. Disana sudah ada Siswi, dan Umi. Dan formasi boncengan motor pun sudah diatur. Tapi yang lain mana? Kok baru sedikit orang. Dan ternyata yang lain berangkat dari tempat yang berbeda. Hahaha maklum karena aku nggak ikut TM jadi aku nggak tahu rencana nya bakalan seperti apa.

Pukul 13.00 kami berangkat menuju Concat tempat kami menyewa tenda dan perlengkapan lainnya, ternyata disanalah teman yang lain menunggu. Setelah semua siap, pukul 15.00 kami berangkat. Cuaca yang tidak bersahabat membuat perjalanan sedikit lambat. Bahkan sampai Magelang hujan semakin deras saja. Tambah lagi angin yang kencang membuat motor agak sedikit oleng dan seperti mau tergelincir saja. Di jalan kami sempat kaget karena ada satu teman kami, Wawan yang sempat bersenggolan dengan motor lain dijalan, tapi semua aman. Sampai Mungkid Rest Area, ban belakangku bocor. Seperti tidak menyangka, karena setiap aku mau berpergian jauh selalu saja seperti ini. Aku bingung, sementara saat itu rombongan teman yang lain sudah jauh didepan, mungkin nggak tahu kalo banku bocor. Untung di seberang jalan ada tambal ban.

Tanpa pikir panjang aku langsung kesana. Umi (temenku yang aku boncengin) menunggu di seberang jalan karena keadaan yang tidak memungkinkan untuk menyeberang. (Bawa tas carrier, tenda, hujan deras, jalanan rame penuh truk tronton yang lewat). Saat aku balik ke tempat Umi berteduh, disana sudah ada Rani, Wawan, dan Lia. Tampaknya mereka tahu kalo banku bocor. Tapi 2 motor lain sudah jauh di depan dan katanya mereka menunggu di dekat sebuah rumah makan di Mungkid Magelang. Oke, setelah semuanya beres kami berangkat lagi. Sampai ke belokan jalan ke arah Ketep Pass kami mampir di sebuah masjid untuk beribadah. Setelah itu mampir lagi di Warung Kupat Tahu untuk makan malam sembari menunggu hujan reda. Pukul 19.30 baru kami berangkat menuju Selo Boyolali.

Perjalanan ke sana sangat menegangkan, karena jalan licin dan gerimis serta tidak adanya lampu penerangan jalan membuat kami sangat berhati-hati. Jalannya nanjak dan berkelok-kelok pula, Wow! Entah pukul berapa kami berhenti di sebuah kantor polisi karena ada teman kami yang ingin buang air kecil. Saking dinginnya saat itu, tangan pun kaku dan hampir beku. Susah cari toilet ya terpaksa kantor polisi yang jadi sasaran.


Pasar Selo Boyolali – Basecamp Pendakian
Perjalanan dari Pasar Selo ke Basecamp inilah yang menurut saya paling menegangkan. Dalam hati aku berdoa Ya Tuhan semoga semuanya baik-baik saja. Jalan sangat menanjak, sempit, posisi kami sudah capek di jalan dan kedinginan, semua basah. Baru berapa meter menanjak, motor saya terperosok ke selokan. Entah saat itu aku melamun atau apa karena ternyata aku tergelincir batu yang berada di tengah jalan. Untung saja jatuhnya nggak ke kanan, lha kalo ke kanan tamat sudah, jurang bro.

Perjalanan berlanjut, dan akhirnya kami sampai ke gerbang bertuliskan Selamat Datang. Kami berhenti sejenak. Haaah, legaaa. Eitttss tapi kok rombongan tinggal 4 motor, yang satu kemana? Rani dan Siswi!? kemana mereka? Sudah beberapa menit juga kami menunggu tapi nggak muncul-muncul juga. Sampai ada mobil lewat dan memberitahu kami semua bahwa ada 2 orang yang jatuh di bawah. Haaah? Rani? Cewek semua pak? Sahut salah seorang teman kami. Iyaaa motornya Honda bukan matic. Oh benar itu Rani. Langsung aku turun untuk menjemput dia dan membawakan barang-barangnya. Ah ternyata hanya jatuh biasa, nggak lecet-lecet kok, Semangat Rani!! Setelah itu kami langsung menuju parkiran untuk memarkir motor dan beristirahat sejenak sebelum pendakian. Saat itu pukul 23.00, udara dingin menusuk tulang, cuaca gerimis rintik-rintik.


Pendakian
Foto Gerbang Pendakian Saat Siang Hari
Tepat pukul 00.00 memasuki hari Minggu, kami memulai pendakian. Sebelumnya kami menyambangi Basecamp untuk mendaftar. Karena sudah terlalu malam jadi basecamp sudah tutup dan kami terpaksa mengetuk pintu agak lama saat itu. Semua siap dan berangkat. Kami membentuk sebuah lingkaran, berdoa, dan melakukan tos. Beberapa meter berjalan disambut dengan gerbang Selamat Datang di Pendakian Merbabu Via Selo. Perjalanan dari basecamp menuju Pos I masih biasa, ada tanjakan sih namun tidak terlalu menanjak. Terdapat beberapa persimpangan yang bisa menyesatkan jalan, bahkan ada yang ke jurang.  

Wow, perjalanan dari basecamp ke Pos I sangat melelahkan, lebih dari lima kali kami berhenti untuk beristirahat. Lepas dari Pos I, jalan mulai menanjak tajam dan licin. Jaket rangkap tiga yang aku pakai pun masih kurang, masih terasa dingin sekali. Maklum lah tadi dijalan juga kehujanan, dan sarung tangan juga basah. Salah satu temanku, Uut mengeluh capek dan merasa sangat kedinginan, sampai di suatu tanah yang agak lapang kami berhenti sejenak untuk menghangatkan diri.

Ya, kami memasak air dan membuat mie instan. Saat itu pukul 04.00. Perjalanan berlanjut, satu jam berlalu kami berhenti dan memutuskan untuk membangun tenda. Seharusnya masih di Pos II nanti kami akan membangun tenda, tetapi salah satu teman kami Uut sudah kedinginan dan dia meminta untuk istirahat dan membangun tenda saat itu. Saat tenda baru saja didirikan, Uut yang sedari tadi duduk diam ternyata jatuh pingsan. Betapa paniknya saat itu, karena Uut sudah menggigil kedinginan dan ternyata dia tidak kuat lagi. Dengan segala upaya kami berusaha menghangatkan tubuhnya sampai akhirnya ia sadar kembali. Puji Tuhan.


Selfie di Camp Area
Pemandangan di Camp Area
Pemandangan di Camp Area
Waktu sudah menunjukkan pukul 06.00 dan kami jelas melewatkan sunrise. Pagi itu di camp area masih berkabut. Ah sudahlah tak apa, sekarang kita tidur dulu dari pada nanti kecapekan nggak bisa muncak, kata seorang temanku. Pukul 09.00 kami semua bangun, sarapan sarden, lalu melanjutkan perjalanan menuju puncak. Perjalanan dari Camp Area setelah Pos I menuju ke Pos II sangat berat. Jalan licin dan amat menanjak, kanan jurang, kiri pepohonan lebat. Aku sampai ingin membantingkan tenda yang aku bawa ke tanah karena begitu beratnya. Tenda yang seharusnya ada tali untuk mempermudah membawa tetapi itu tidak ada, jadi harus dibawa menggunakan dua tangan. Kalo di bawa di atas carrier udah nggak mungkin lagi karena terlalu berat. Keringat keluar dengan derasnya, nafas menjadi tidak teratur, udara dingin.





Semangat!! Pos II, akhirnya sampai juga di Pos II. Kami beristirahat agak lama disitu, tempat dimana rencana awal kami ingin membangun tenda. Disana juga banyak pendaki lain yang sedang mendirikan tenda. Beranjak dari Pos II menuju Pos III, walaupun badan sudah capek dan kaki pegel tetapi kami semakin bersemangat. Sudah semakin dekat menuju puncak. Namun tepat sebelum Pos III, salah satu temen kami Lia mengeluh sakit pada bagian kakinya dan memilih menyerah serta tidak ingin melanjutkan perjalanan ke puncak. 

Semua terdiam, bingung, dilema, di satu sisi kami sudah sangat jauh melangkah dan ingin mencapai puncak, tetapi ada teman kami yang sakit. Disitu kami terpaksa menghentikan perjalanan kami. Ya, tepat sebelum Pos III. Disitu kami berhenti, beristirahat, makan, mengobati Lia yang saat itu kakinya sakit, mengabadikan moment dengan foto-foto sebelum akhirnya kami turun sekitar pukul 12.00


Perjalanan Pulang
Saat Turun Gunung
Dari titik tertinggi yang bisa kami capai tadi menuju basecamp kembali, kami tempuh sekitar empat jam. Kok cepet? Ya memang seperti itu. Turun gunung tidak sama dengan naik gunung. Kalo turun gunung agak sedikit berlari agar kaki tidak terlalu lama menahan karena berjalan terlalu lama. Sampai di basecamp kembali sekitar pukul 16.00 dan satu jam kami beres-beres persiapan pulang, lalu pulang kembali ke Jogja. Perjalanan pulang terasa cepat dan kami sampai Jogja pukul 21.00.

Walaupun nggak sampai puncak tapi aku tetap bangga, bisa menginjakkan kaki di gunung yang kata orang indah dengan sabana nya. Bisa menyatu dengan alam selama dua hari ini, bisa menyatu dengan teman-teman yang belum ku kenal sebelumnya. Terimakasih Tuhan, perlindunganMu sungguh luar biasa. Dengan mendaki gunung kita akan sadar betapa kecilnya kita dihadapan alam dan Tuhan. 

Sampai jumpa kembali, Merbabu, ijinkan aku bertemu kembali denganmu esok hari nanti.

Male Team
Female Team
Full Team Pendaki Merbabu, 7 - 8 Maret 2015