Selasa, 20 Mei 2014

Dari Tugas Passio Sampai Bakar-Bakaran

Tak terasa, setahun sudah umur postinganku yang satu ini http://danielricho.blogspot.com/2013/03/palm-sunday.html. Dan hari ini merupakan hari yang berkesan, sama berkesannya dengan setahun yang lalu. Temanya "Minggu Palma dan Tugas Passio."

Pelayanan

Suasana minggu palma sudah terasa mulai pukul 07.00 ketika aku sampai di sakristi pertama kali, dan misa bahasa jawa yang sebelumnya pun belum selesai. Langsung aku duduk dan mempersiapkan diri untuk tugas passio, dan tak lama kemudian Lita datang , disusul Yaya. Lita dan Yaya adalah lektor yang akan bertugas saat itu. Aku sempat khawatir karena Winda dan Gata belum datang, padahal sepuluh menit lagi misa dimulai. Winda dan Gata adalah partner tugas passioku. Setelah semua berkumpul, kami para petugas beranjak keluar dari sakristi bersiap untuk mengikuti prosesi perarakan. Perarakan dimulai dari utara wisma rosari keselatan kemudian masuk ke dalam gereja. Perarakan diiringi dengan drumband dari SD Kanisius Pugeran. Yaa sempat merinding sih ndenger lagu Yerusalem Lihatlah Rajamu dengan iringan drumband, tapi sempat rada kecewa juga pas irama drumband lama-lama nggak sesuai sama koornya. Ya begitulah. Sampai di dalam gereja dilanjutkan dengan bacaan, dan kemudian Injil. Inilah waktunya passio beraksi, dan aku sempat bercengkrama dengan Gata sebelum naik ke altar.

Aku: "Gata mengko nek ning dhuwur ojo lali di cek mic e wis ON opo durung yo."
Aku: "Eh tapi muga-muga ono lampu indikatore yo, nek ora ono mampus ki, ndadak 'Cek Cek' "
Gata : " Iyo mas mengko di tiliki sek wae."

Setelah sampai di atas ternyata kekhawatiran ku benar, mic masih OFF, dan tidak ada lampu indikator menyala, tidak ada tulisan on off. Dan aku tepuk-tepuklah mic itu sehingga berbunyi "Bug bug" walaupun bunyinya nggak keras, berarti tandanya udah nyala. Agak panik sih soalnya aku pas bagian pertama baca. Tapi semuanya bisa dilalui dengan baik.

Tiba pada bagian yang tidak mengenakkan namun mengharukan, ketika aku harus jengkeng merenungkan wafat Tuhan , sementara tadi aku memerankan rakyat yang berteriak Salibkan Dia!! Salibkan Dia!! Rasanya sungguh tidak mengenakkan.

Misa berakhir, Tugas passio berakhir.
Menurutku sukses sih karena aku udah maksimal. Setelah itu aku harus pulang jemput anak-anak PIA St.Blasius Taman untuk gladi bersih paskah anak. Oh iya sebelumnya aku nganter lita pulang dulu karena ayahnya nggak bisa jemput dia. Sampai rumah, istirahat sejenak kemudian kembali ke gereja.


PIA Santo Blasius Taman in Action

Beberapa minggu yang lalu, PIA Sanblasta dipasrahi suster untuk tugas di misa paskah anak. Tugasnya menjadi penari pembuka arak-arakan dan penari pengiring persembahan, begitu kata suster. Lalu kami menyanggupinya. Baru beberapa hari kamu latihan langsung dihadapkan pada gladi bersih. Kami dijadwalkan gladi bersih pukul 10.00 setelah misa minggu palma selesai tadi. Beberapa dari anak-anak sudah berkumpul di gereja sepulang dari mengikuti misa minggu palma, sebagian masih harus dijemput. Setelah semua berkumpul, gladi bersih dimulai. Kami menampilkan dua tarian yaitu tarian pembuka arak-arakan dan pengiring persembahan. Anak-anak bimbingan mbak Desi, mbak Fajar, mas Wawan Simbah, mas Wawan Eka dan mas Richo ini terlihat antusias mengkikuti gladi bersih. Dan menurutku, ini juga sebagai sarana bagi anak-anak untuk ikut terlibat di dalam pelayanan di Gereja. Kalo kata mbak Desi biar PIA Sanblasta eksis gitu. Biar makin kompak.

Selamat Jalan Bapak F.A.Whinarto

Pukul 12.00 masih di hari yang sama, aku harus melayat ke rumah mbak Ningrum. Ayah dari mbak Ningrum meninggal akibat struk. Aku dan teman-teman lektor berencana menghadiri misa pemberkatan bersama-sama, berangkat dari gereja pugeran. Mbak Desi, Mas Angger, Mas Wawan, Tegar, dan aku berangkat bersama-sama dari gereja Pugeran pukul 12.10 padahal misa dimulai pukul 12.00. Sampai di rumah mbak Ningrum sekitar pukul 12.15 dan pemberkatan selesai pukul 13.00 setelah itu aku ikut prosesi pemakaman sampai akhirnya tersisa aku, Mas Wawan, Tegar, Reta, dan Mbak Inge dan pulaaaang.

Dan hari itu ditutup dengan Pesta Ulang Tahun "Om Catur", salah satu pemimbing PKL di Studio Kusuma Ananta.
Bersama Sukma,Widi,Rini,Ana,Novel,Unyil,dan tentu saja guru besar mas Datu, aku melahap habis menu malam itu, yaitu Nila :-D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar